(21 Apr 2025 | 07:56)

Dari Kartini untuk Generasi Rahmatan lil ‘Alamin

Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok pahlawan perempuan yang memperjuangkan hak-hak pendidikan dan kesetaraan bagi kaum wanita. Di Sekolah Al Hikmah Surabaya, peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan Kartini yang sejalan dengan ajaran Islam serta visi pendidikan karakter yang diusung sekolah.

Meneladani Semangat Kartini dalam Bingkai Islam

RA Kartini, yang lahir pada 21 April 1879, dikenal luas sebagai sosok yang memperjuangkan hak perempuan untuk memperoleh pendidikan. Dalam surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menyuarakan keinginan kuat untuk membebaskan perempuan dari kebodohan dan keterbelakangan. Peringatan ini tidak hanya dilihat dari sudut sejarah nasional, tetapi juga dipadukan dengan nilai-nilai Islam yang luhur.

Dalam perspektif Islam, perjuangan Kartini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW yang telah mengangkat derajat perempuan sejak 14 abad silam. Islam memandang perempuan sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki hak untuk menuntut ilmu, berkarya, dan berkontribusi dalam masyarakat. Hal ini ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim laki-laki dan perempuan.” (HR. Ibnu Majah)

Peringatan Hari Kartini bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi menjadi pengingat bahwa perjuangan perempuan harus dilandasi oleh iman, ilmu, dan akhlak. Kartini bukan hanya milik bangsa, tetapi juga inspirasi bagi muslimah untuk terus berkarya dalam bingkai keislaman.

Kartini, Satu Nafas dalam Memuliakan Perempuan

R.A. Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan yang memperjuangkan hak kaum wanita untuk mengenyam pendidikan. Namun, sedikit yang menyadari bahwa perjuangan Kartini juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam yang ia pelajari dan resapi. Dalam surat-suratnya, Kartini sempat menyatakan kekagumannya terhadap ajaran Islam, terutama tentang keadilan dan pentingnya ilmu pengetahuan bagi laki-laki dan perempuan.

Nilai-nilai inilah yang juga menjadi dasar dalam pendidikan di Al Hikmah. Islam memuliakan perempuan bukan hanya sebagai ibu dan istri, tetapi juga sebagai pendidik generasi dan kontributor utama dalam pembangunan peradaban. Sosok seperti Khadijah, Aisyah, hingga Maryam menjadi bukti bahwa perempuan dalam Islam bisa cerdas, kuat, dan berdaya, tanpa harus kehilangan identitas dan fitrahnya.

Kartini di Era Kini: Berkarya Tanpa Melupakan Jati Diri

Kartini masa kini adalah para siswa dan siswi yang berani bermimpi, belajar dengan sungguh-sungguh, serta tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas dan berdaya. Mereka tidak hanya ingin pintar, tetapi juga ingin bermanfaat. Mereka tidak hanya ingin didengar, tetapi juga siap untuk mendengarkan dan melayani. Seperti yang diajarkan dalam Islam, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Melalui peringatan Hari Kartini yang kaya akan nilai edukatif dan spiritual ini, Sekolah Al Hikmah Surabaya terus mengokohkan perannya sebagai institusi pendidikan Islam yang bukan hanya mencetak generasi cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul, religius dan karakter. Karena sejatinya, setiap perempuan dan setiap manusia adalah cahaya. Dan seperti kata Kartini, “Habis gelap, terbitlah terang.”

 

Topik Berita
Hari Kartini