(25 Mar 2025 | 09:12)

Sinergi Sekolah dan Rumah: Kunci Mencetak Generasi Berakhlak Mulia

Oleh: Drs. Mochamad Taufik, M.Pd. (Guru SD Al Hikmah Surabaya)

Pentingnya Sinergi Sekolah dan Rumah dalam Pembentukan Karakter Anak

Dalam membentuk karakter dan akhlak mulia anak, peran sekolah dan rumah tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan ekosistem utama yang membentuk kepribadian seorang anak sejak dini. Ketika sekolah dan rumah berjalan selaras, akan lahir generasi yang berakhlak kuat, berkarakter unggul, dan siap menjadi pemimpin masa depan. Sebaliknya, jika salah satu ekosistem ini tidak berfungsi dengan baik, pendidikan karakter anak menjadi timpang dan sulit mencapai hasil yang maksimal.

Sekolah sebagai Wadah Pendidikan Karakter

Sekolah bukan sekadar tempat untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai wadah pembentukan karakter dan akhlak. Kurikulum yang baik tidak hanya mengajarkan sains dan teknologi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan agama, kegiatan ekstrakurikuler, serta interaksi sosial di sekolah menjadi laboratorium nyata bagi anak dalam membangun kebiasaan baik.

Dalam Islam, pendidikan akhlak memiliki peran utama. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Hadis ini menegaskan bahwa pendidikan akhlak adalah bagian fundamental dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sekolah harus memastikan bahwa pembelajaran yang diberikan tidak hanya menekankan aspek intelektual, tetapi juga pembentukan karakter.

Namun, sekolah tidak dapat bekerja sendiri. Waktu yang dihabiskan anak di sekolah hanya beberapa jam dalam sehari, sedangkan sebagian besar waktunya berada di rumah. Di sinilah peran keluarga menjadi sangat krusial.

Keluarga sebagai Pondasi Akhlak Mulia

Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Sejak lahir, anak belajar dari orang tuanya—bukan hanya dari perkataan, tetapi juga dari tindakan. Jika orang tua membiasakan berkata jujur, sopan, dan bertanggung jawab, maka anak pun akan meniru kebiasaan tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan rumah penuh dengan kemarahan, kebohongan, dan sikap permisif terhadap kesalahan, anak akan tumbuh dengan karakter yang lemah.

Al-Qur'an memberikan panduan jelas mengenai tanggung jawab orang tua dalam membentuk karakter anak. Allah ﷻ berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menekankan bahwa orang tua bertanggung jawab dalam menjaga keluarganya dari perbuatan yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Ini termasuk membimbing anak agar memiliki akhlak yang baik sejak dini.

Al-Qurtubi dalam tafsirnya juga menegaskan bahwa peran utama orang tua adalah mendidik anak dalam hal tauhid dan akhlak. Jika anak hanya diberikan pendidikan akademik tanpa pembinaan karakter, maka ia akan tumbuh tanpa pondasi moral yang kuat. Oleh karena itu, keluarga harus menjadi tempat pertama yang menanamkan nilai-nilai kejujuran, kesabaran, dan tanggung jawab.

Sinergi Sekolah dan Rumah untuk Generasi Pemimpin

Untuk mencetak generasi yang hebat dan siap menjadi pemimpin masa depan, sekolah dan rumah harus bersinergi. Sekolah dapat memberikan teori tentang kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab, tetapi rumah adalah tempat di mana nilai-nilai tersebut dipraktikkan setiap hari.

Allah ﷻ berfirman:

"Dan orang-orang yang beriman, serta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka..." (QS. At-Thur: 21)

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa keberhasilan generasi selanjutnya sangat bergantung pada pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Jika keluarga menanamkan nilai-nilai keimanan dengan baik, anak-anak akan tumbuh dengan karakter yang kuat dan menjadi teladan di masyarakat.

Agar sekolah dan rumah dapat saling mendukung dalam membangun karakter anak, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Membangun Komunikasi Intensif antara Guru dan Orang Tua
    Sekolah perlu melibatkan orang tua dalam setiap perkembangan anak. Komunikasi ini bisa dilakukan melalui pertemuan rutin, diskusi kelompok, atau laporan berkala mengenai perkembangan karakter anak.
  2. Menyelaraskan Pendidikan Akhlak
    Jika sekolah mengajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab, rumah juga harus menanamkan kebiasaan yang sama. Contohnya, jika di sekolah anak diajarkan membuang sampah pada tempatnya, di rumah pun harus diterapkan kebiasaan serupa.
  3. Memberikan Teladan yang Baik
    Anak-anak lebih mudah belajar dari contoh nyata. Jika guru dan orang tua sama-sama menunjukkan akhlak yang baik, anak akan lebih mudah menyerap dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Membiasakan Dialog Positif
    Baik di sekolah maupun di rumah, anak perlu diajarkan cara berkomunikasi yang santun dan menghargai pendapat orang lain. Ini penting untuk membentuk jiwa kepemimpinan sejak dini.
  5. Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan
    Akhlak yang baik bersumber dari nilai-nilai agama. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan keluarga untuk bersama-sama menanamkan pemahaman agama yang benar, agar anak tumbuh dengan moral yang kuat.

Kesimpulan: Mencetak Generasi Hebat Butuh Kerja Sama

Jika ingin melahirkan generasi yang berakhlak mulia dan siap menjadi pemimpin masa depan, sekolah dan rumah harus berjalan beriringan. Sekolah memberikan ilmu dan kedisiplinan, sementara rumah menjadi tempat di mana nilai-nilai tersebut dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Allah ﷻ berfirman:

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Menurut Tafsir Ath-Thabari, ayat ini menegaskan bahwa membangun masyarakat yang baik bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi harus dilakukan secara kolektif. Dalam konteks pendidikan, sinergi antara sekolah dan rumah adalah bagian dari usaha bersama untuk mencetak generasi yang memiliki karakter unggul.

Generasi hebat tidak lahir begitu saja. Mereka dibentuk dari lingkungan yang sehat, penuh kasih sayang, dan didukung oleh sinergi yang kuat antara sekolah dan keluarga. Jika kedua ekosistem ini bersatu, bangsa ini akan memiliki pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.