(22 May 2025 | 11:38)

Menghargai Produk dalam Negeri adalah Bentuk Karakter Yang Sesungguhnya dalam Memaknai Hari Kebangkitan Nasional

Hari ini tanggal 20 Mei 2025, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), momen penting yang menandai lahirnya kesadaran rakyat untuk bersatu, bangkit, dan membangun peradaban bangsa yang mandiri dan bermartabat. Pada Era ini, peringatan Harkitnas tidak sekadar mengenang sejarah berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908, tetapi menjadi refleksi untuk membangun karakter bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, dan dipenuhi semangat kepemimpinan.

Di tengah derasnya arus globalisasi, digitalisasi, dan tantangan moral yang melanda generasi muda, semangat kebangkitan sejatinya harus dihidupkan kembali dalam bentuk nyata, yakni pendidikan karakter, penguatan akhlak, dan pembinaan kepemimpinan. Inilah semangat yang juga menjadi pondasi pendidikan dari Yayasan Lembaga Pendidikan Al Hikmah Surabaya.

Akhlak sebagai Pondasi Kebangkitan Bangsa

Makna kebangkitan tidak cukup hanya dilihat dari kemajuan teknologi atau ekonomi. Tanpa pondasi akhlak yang kokoh, kemajuan dapat menjadi ilusi yang menyesatkan. Dalam Islam, akhlak adalah manifestasi dari iman dan cerminan kemuliaan manusia. Rasulullah SAW pun diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Al Hikmah, sebagai institusi pendidikan Islam yang mengusung nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin, menanamkan akhlak sebagai dasar dari setiap proses pembelajaran. Akhlak bukan sekadar mata pelajaran, tetapi menjadi atmosfer hidup yang membentuk kepribadian.

Ustadz Ridwan selaku Humas SD Al Hikmah Surabaya, menyatakan “Karakter siswa harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan untuk ketahan hidup mereka di masa depan”.

Nasionalis Sesungguhnya adalah Menghargai Produk Dalam Negeri

Hari Kebangkitan Nasional juga mengingatkan kita akan pentingnya memaknai nilai-nilai nasionalis sesungguhnya. Saat ini momen nasional hanya dilakukan pada saat tertentu, seperti mengikuti upacara kemerdekaan atau menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Padahal nilai nasionalis sesungguhnya adalah bangga pada identitas diri mereka sebagai bangsa Indonesia.

Mencintai produk dalam negeri, menghargai apa yang dimiliki oleh Indonesia dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia adalah bentuk sesungguhnya dalam memaknai Hari Kebangkitan Nasional sesungguhnya.

Oleh karena itu, pendidikan di Al Hikmah tidak hanya menjadikan siswa cerdas secara intelektual, tetapi memiliki integritas, empati, dan nilai kebangsaan. Kepemimpinan sejati lahir dari jiwa tangguh, mandiri, dan berani mengambil tanggung jawab, serta mampu melayani dan menginspirasi melalui karya dan kreatifitas.

Tangguh dan Kreatif Wujud Melahirkan Generasi Emas Peradaban

Di Al Hikmah, ketangguhan dan kreatifitas adalah hal utama yang perlu ditanamkan pada siswa sejak dini. Karena kelak mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh untuk mengubah peradaban dan menciptakan inovasi dalam negeri. “Kalau kita hanya menerima apa adanya, menjadi lemah dan tidak bisa menciptakan kreativitas, maka kita hanya melahirkan generasi buruh”.

Beliau juga menambahkan, “Melalui harkitas, kalau dulu 1908 hari kebangkitan nasional dimulai dari kaum pendidik untuk mengkoordinasi teman-temannya supaya bersatu melawan penjajah dan merebut kembali Indonesia. Saat ini juga begitu, dimotori oleh kaum pendidik untuk bersatu menanamkan karakter tangguh dan kreatif kepada generasi muda. Karena tanpa kedua itu, nasib bangsa Indonesia akan menjadi milik negera lain, dan melahirkan generasi buruh yang bekerja di negara lain”.

Membangun Indonesia dari Pendidikan

Hal tersebut dapat terwujud dengan diasah melalui pengalaman nyata (life skill) dalam kurikulum pendidikan. Seperti di Al Hikmah yang mengajak siswanya belajar tentang keragaman budaya Indonesia, membuat karya ilmiah, pelatihan kepemimpinan hingga tergabung dalam kegiatan internasional.

Nilai-nilai inilah yang menghidupkan kembali semangat kebangkitan dalam konteks masa kini, bahwa kebangkitan bangsa hanya dapat terjadi bila setiap individu memikul tanggung jawab sebagai seseorang yang berkarakter tangguh, mandiri dan siap menjadi nasionalis sesungguhnya.

Hari Kebangkitan Nasional tidak cukup diperingati dengan upacara dan slogan. Ia harus ditanamkan dalam hati setiap generasi muda, bahwa kebangkitan sejati berawal dari karakter. Dan karakter terbangun dalam pendidikan yang menyeluruh secara jasmani, akal, ruhani, dan sosial.

Lembaga seperti Al Hikmah, yang mengintegrasikan pendidikan Islam, kepemimpinan, dan nilai-nilai karakter, adalah salah satu bukti bahwa kebangkitan Indonesia masa depan bisa dimulai dari ruang-ruang kelas yang dipenuhi cinta pada tanah air.

Mari kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai ajang perenungan dan tekad dalam membangun akhlak, menumbuhkan kepemimpinan, dan menggerakkan perubahan dari sekolah, dari keluarga, dari diri kita sendiri.