(14 Feb 2025 | 14:21)

LAPANG DADA MENYAMBUT RAMADHAN

Ramadhan sebentar lagi tiba, mari kita menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan berlapang dada. Lalu apakah yang dimaksud dengan lapang dada? dan bagaimana kita mengamalkannya untuk menyambut Ramadhan? Simak artikel selengkapnya berikut ini.

Lapang dada adalah kemampuan jiwa untuk menerima dan menghadapi segala situasi, seperti ujian, cobaan dan badai kehidupan dengan sabar, ridhlo, iklhas dan tawakkal.

Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran Surat Thaha ayat 25-28:

 

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْۙ۝وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْۙ۝وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْۙ۝يَفْقَهُوْا قَوْلِيْۖ۝

Dia (Musa) berkata, “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku.

Ayat diatas diturunkan agar mudah menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Dan atas ijin Allah kita dan orang lain dapat memahami, teguh iman, dan tetap istiqamah dalam kebaikan.

Lalu apa yang perlu dipersiapkan dalam menyambut Ramadhan? Tentu saja kita harus siapkan mental dan saling bekerjasama dengan anggota keluarga untuk saling menjaga emosi dan tidak mancing amarah. Ada lima (5) sebab sempitnya dada yang menimbulkan amarah saat berpuasa, berikut adalah tips cara mengatasinya dalam Al Quran.

1. Meratapi masa lalu. Terapinya dengan berdoa "Radhitu Billahi Rabba (menerima ketentuan Allah), wabil islaami diina, wabi muhammadin nabiy warasuullah." Doa memohon untuk dibersihkan hati kita atas perbuatan di masa lalu.

2. Mengkhawatirkan masa depan. Terapinya Tawakkal 'alallah. Yakin pertolongan Allah akan datang. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al - A'raf ayat 128:

قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهِ اسْتَعِيْنُوْا بِاللّٰهِ وَاصْبِرُوْاۚ اِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِۗ يُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ۝

Artinya: Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

Maknanya adalah kita diminta untuk bekerja dan berjuang dengan sekuat tenaga agar mendapatkan kebaikan yang diridhoi Allah SWT.

3. Tidak mensyukuri nikmat saat ini. Terapinya dengan mengucapkan "Alhamdulillah", kita harus banyak bersyukur atas nikmat dan kebaikan yang kita terima sekecil apapun itu. Dan mensyukuri nikmati ini karena kebaikan dan kasih sayang yang diberikan oleh Allah kepada kita.

4. Meletakkan kebahagiaan di mulut orang lain. Obatnya dengan ikhlas, dan menjalankan amal-amal rahasia yang hanya diri kita dan Allah saja yang mengetahui. Jadilah diri sendiri versi terbaik kita.

5. Tidak mau memaafkan orang lain atau masih menyimpan dendam. Terapinya dengan menjadi orang pemaaf. Kita harus mencoba untuk selalu memaafkan kesalahan orang lain. Karena Allah sunggu maha pemaaf dan menyukai orang yang memaafkan orang lain.

Surat Ali ‘Imran Ayat 134

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.