(23 Nov 2025 | 13:14)

Menjadi Orang Tua Yang Tangguh Dan Tenang Bersama Bunda Neno Warisman

Ketenangan orang tua adalah kunci dalam membentuk karakter anak di tengah derasnya tantangan zaman. Hal tersebut diungkapkan oleh Neno Warisman di hadapan lebih dari 500 peserta Forum Komunitas Al Hikmah (FORKAH)  ke-24, Sabtu (22/11/2025).  FORKAH adalah salah satu dari  Asta Karsa (8 program kerja) Komite Sekolah Al Hikmah.

Kegiatan yang diselenggarakan di kompleks SMP-SMA Al Hikmah Surabaya tersebut merupakan kolaborasi antara Komite Sekolah Al Hikmah, YLPI Al Hikmah, dan Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya.  Forum tersebut merupakan sarana belajar bagi orang tua dalam menjalankan amanahnya mendidik anak.

Ketua Komite Sekolah Al Hikmah dr. Ainul Rofik, Sp.An(KIC) menegaskan, “FORKAH ini adalah salah satu program komite yang kami haturkan. Kami siapkan untuk kebaikan kita semua. Semoga acara FORKAH ini dapat memberi manfaat yang sebaik-baiknya untuk kita semuanya."

Selain itu, pembina YLPI Al Hikmah Surabaya serta Ketua Pengurus YDSF- Ustadz Ir. Shakib Abdullah-memberikan apresiasi terhadap acara ini. Dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bunda Neno Warisman yang telah hadir di Al Hikmah. Begitu juga kepada  dr. Ainul Rofik dan komite sekolah Al Hikmah yang senantiasa mensupport sekolah. 

Mengangkat tema “From Anxiety to Serenity: Menjadi Orang Tua yang Tangguh dan Tenang”,  Neno Warisman mengajak para orang tua untuk memahami dinamika psikologis dalam pengasuhan, serta membangun ketenangan sebagai fondasi ketangguhan.

Beliau menjelaskan beberapa poin penting yang mengacu pada 7 Aksioma Pengasuhan dari Tenang ke Tangguh sebagai berikut:

  1. Anak dari Allah, milik Allah, dan akan kembali kepada Allah. Anak sebagai titipan atau amanat. Tidak dapat dikontrol sepenuhnya atas nasib dan sifatnya oleh orangtua
  2. Syukur adalah kemampuan mencopot kacamata kuda. Kita perlu belajar membuang kebiasaan buruk, baik pikiran, sikap maupun perkataan kepada anak dan menerima dengan rasa syukur atas perubahan baik dan buruk pada anak
  3. Pengasih dan Penyayang itu berbeda. Kita perlu menjadi orang tua yang pengasih yakni memberikan kebutuhan materi/fisik (sandang, pangan, papan). Menjadi orang tua yang penyayang dengan memberikan sentuhan emosional, doa, soft skil, pelukan, berteman.
  4. Bukan manusia hakimnya. Orang tua (hamba) tidak boleh mengambil peran Tuhan sebagai "eksekutor" atau hakim. Jangan memvonis anak dengan menyebut "sampah", mengutuk suram masa depan mereka.  Anak masih berproses sampai akhir hidupnya. Menghakimi adalah mendahului takdir Allah.
  5. Larilah ke Allah semata. Artinya, kita perlu menanamkan "chip" pada anak bahwa pertolongan hanya dari Allah, bukan dari koneksi, pejabat, pekerjaan, keturunan, kepintaran diri, atau kekuatan lain (syirik) baik yang kuno maupun modern.
  6. Tunjukkan kami jalan yang lurus. Jalan lurus tidak bisa ditempuh sendirian. Diperlukan komunitas yang mendukung (bi'ah), mulai dari keluarga, masyarakat, hingga negara. Kita harus hidup berjamaah dan peduli pada kondisi umat/bangsa. Orang tua lain adalah saudara kita.
  7. Terdapat Model “3 Golongan”. Pertama, yang tersesat, ragu, sedih, tidak tenang. Kedua, yang dimurkai, penindas (Israel, koruptor). Ketiga,  yang dirahmati, dikuti (Nabi, orang soleh).  Supaya tidak tersesat dan menjadi mudah, maka kita harus memiliki sikap tegas (Furqan), dengan menerima kebenaran dan menolak kezaliman.

Selain pemaparan materi di atas, Neno Warisman membagikan pengalaman personal dan tips untuk mengelola kecemasan, menghadirkan kehangatan dalam interaksi keluarga, serta menciptakan lingkungan rumah yang suportif.

Para Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti pemaparan materi yang disampaikan. Hal ini ditandai dengan diskusi interaktif dan berbagai pertanyaan reflektif dari orang tua wali murid sekolah Al Hikmah.

Kegiatan FORKAH ke-24 ini juga menjadi momentum sinergi antara sekolah dan orang tua dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat. Harapannya melalui kegiatan ini, orang tua semakin siap menghadapi perubahan dengan hati yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih tangguh.

 

 

Topik Berita
FORKAH