(16 Apr 2025 | 14:08)

Kunci Sukses Menjadi Wirausaha Sejak Dini di SD Al Hikmah

Semangat kewirausahaan mulai ditanamkan sejak dini di SD Al Hikmah Surabaya melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kali ini, siswa kelas 4 menjadi pelaku utama dalam proyek bertema kewirausahaan, yang tidak hanya melatih keterampilan bisnis, tetapi juga mengembangkan karakter pelajar Pancasila sesuai dengan tuntutan abad ke-21.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ustadz Harno, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Menurutnya, empat keterampilan ini sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Ia menambahkan bahwa anak-anak tidak hanya dituntut cerdas secara akademik, tetapi juga perlu memiliki kemampuan berpikir out of the box, mampu bekerja sama dalam tim, serta percaya diri dalam menyampaikan ide-ide mereka.

Dari Ide ke Aksi Nyata

Dalam proyek ini, para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tantangan untuk menciptakan produk yang bisa dijual, mulai dari merencanakan jenis produk, menghitung modal, menentukan harga jual, hingga menyusun strategi pemasaran.

Salah satu siswa kelas 4 menceritakan pengalamannya saat mengikuti proyek ini. Ia bersama empat temannya memilih untuk membuat es lumut, sebuah minuman segar yang mereka produksi sendiri di rumah. Mereka memulai proses dari merancang resep, menghitung kebutuhan bahan, hingga menentukan harga jual. Dengan modal sebesar Rp76.000, kelompok ini berhasil memproduksi 30 botol es lumut dan menjualnya dengan harga Rp8.000 per botol di bazar sekolah. Dari hasil penjualan tersebut, mereka memperoleh omzet sebesar Rp240.000. Ia mengaku sangat senang bisa bekerja sama dengan teman-temannya, belajar menghitung, dan merasakan kepuasan saat melihat produk mereka laku dibeli banyak orang.

Belajar Kolaborasi dan Komunikasi

Tak hanya fokus pada produk, siswa juga belajar pentingnya bekerja dalam tim. Mereka berbagi peran—ada yang bertugas memproduksi, menghitung modal, hingga membuat materi promosi. Tantangan pun muncul, terutama dalam menyatukan ide dan pendapat antaranggota kelompok. Namun, proses tersebut menjadi bagian penting dari pembelajaran, karena anak-anak belajar mendengarkan, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik secara bijak.

Setiap kelompok kemudian diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil proyek mereka di depan teman-teman dan guru. Dengan penuh percaya diri, mereka menjelaskan proses pembuatan, tantangan yang dihadapi, serta strategi penjualan yang digunakan. Presentasi ini menjadi sarana melatih kemampuan berbicara di depan umum dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Menanamkan Nilai, Menumbuhkan Jiwa

Lebih dari sekadar kegiatan jual beli, proyek ini sejatinya menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai penting dalam diri anak. Mereka belajar tentang tanggung jawab, kerja keras, keberanian mengambil risiko, serta pentingnya inovasi dan kreativitas dalam berkarya. Ustadz Harno menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya memberikan pengalaman nyata, tetapi juga menumbuhkan semangat kemandirian dan kreativitas yang diharapkan terus tumbuh dan terbawa hingga mereka dewasa nanti.

Kegiatan P5 bertema kewirausahaan ini menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan karakter dan keterampilan abad 21 dapat diintegrasikan secara menyenangkan dan bermakna dalam pembelajaran siswa sekolah dasar. Sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi masa depan anak-anak Indonesia.

 

Topik Berita
Wirausaha